Geografis Desa
Berada di daerah lereng pegunungan, gerbang menuju Kota Takengon sebagian besar wilayahnya terdiri dari hamparan perkebunan kopi.
Luas wilayah hasil analisis GIS 2021 sebagai berikut:
- Luas Wilayah : 180 Hektar
- Kebun Kopi : 132,32 Hektar
- Pekarangan : 4,56 Hektar
- luas Kolam : 0,04 Hektar
- Tanah Kosong : 2,21 Hektar
- Perumahan : 4,5 Hektar
- Jalan : 3,94 Hektar
- Alur : 0,11 Hektar
- Kuburan : 0,25 Hektar
- TPS3R : 0,04 Hektar
Terletak di dipinggiran Kota Takengon tepatnya, di sisi jalan lintas nasional Bireuen-Takengon. Kampung Paya Tumpi Baru berbatasan langsung dengan kampung-kampung tetangga sebagai berikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Bukit Sama
Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Paya Tumpi
Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Bukit Sama dan Kampung Timangan Gading.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Mongal dan Kampung Daling
Desa Paya Tumpi Baru merupakan “benteng” beberapa desa di kecamatan Kebayakan dan sebagian Kota Takengon ketika curah hujan tinggi di Gunung Ujen yang menyebabkan debit air dari gunung tersebut meningkat. Pada Mei 2020 desa ini pernah diterjang oleh Banjir Bandang, yang menyebabkan belasan rumah rusak. Musibah ini juga ikut merusak perkebunan kopi warga. Banjir Bandang terjadi karena dipicu oleh rusaknya kawasan Gunung Ujen karena telah dirambah menjadi daerah perkebunan, hal tersebut menyebabkan terjadi beberapa titik longsor di kawasan Desa Paya Tumpi Baru yang berada di kaki Gunung Ujen.
Pasca Banjir Bandang, Pemerintahan desa Paya Tumpi Baru terus berupaya melakukan upaya mitigasi bencana demi mencegah terjadinya lagi bencana alam di kawasan ini. Bersama desa-desa disekitarnya, menginsiasi pembentukan Forum Penyelamatan Gunung Ujen (Bur ni Pepanyi) yang merupakan upaya mitigasi terhadap potensi rawan bencana di Gunung Ujen. Gunung tersebut merupakan kawasan penyangga lingkungan serta serapan air untuk beberapa kampung disekitarnya.